Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuka peluang bagi Amerika Serikat untuk bergabung dalam Kerja Sama Trans Pasifik atau TPP walaupun sebelumnya dirinya telah memutuskan untuk menarik keikutsertaan Amerika Serikat dalam kerjasama perdagangan bebas tersebut.
"Akan kembali bergabung dengan TPP jika kesepakatan yang berada didalam lebih baik daripada yang ditawarkan kepada Presiden Obama," kata Trump melalui akun Twitter pribadi miliknya.
Melanjut twit nya tersebut, Trump menuliskan bahwa dirinya saat ini telah memiliki kesepakatan bilateral dengan enam dari sebelas negara yang berada dalam TPP akan tetapi pemerintah Amerika tengah berupaya untuk membuat kesepakatan penting dengan negara penting dalam TPP sekaligus sekutu mereka di Asia Timur, Jepang.
Senator dari Partai Republik, Ben Sasse mengonfirmasi bahwa Trump telah mempertimbangkan langkah ini sejak beberapa bulan terakhir. "Presiden menyampaikan bahwa dirinya meminta Larry Kudlow yang merupakan Ketua Dewan Ekonomi Nasional dan Robert Lightizer yang merupakan Perwakilan Dagang Amerika Serikat untuk mengkaji kembali kemungkinan bergabung dengan kerjasama TPP," kata Sasse.
Menurut Sasse, Trump beranggapan jika Amerika akan lebih mudah masuk kedalam TPP jika 11 negara yang saat ini menjadi anggotanya bersinergi.
"Kami mungkin lebih mudah untuk bergabung dengan TPP bila 11 negara lainnya telah bergabung dan kami menjadi pihak ke-12 dalam negosiasi ini. Hal ini dapat memangkas proses yang lama untuk masuk dalam TPP," kata Sasse.
Pernyataan Sasse tersebut dikonfirmasi oleh Juru Bicara Gedung Putih, Lindsay Waters yang menyatakan bahwa Trump memutuskan keluar dari TPP karena perjanjian yang di capai ketika pemerintahan Presiden Obama tersebut terlihat tidak adil untuk pekerja beserta petani Amerika Serikat.
"Presiden terus mengatakan bahwa dirinya sangat terbuka terhadap kesepakatan yang lebih baik dan saling menguntungkan termasuk ketika dirinya berpidato di Davos yang meminta Lighthizer dan Kudlow untuk mengkaji kembali kesepakatan yang lebih baik yang dapat dicapai dalam TPP," katanya.
Kicauan Trump ini menjadi salah satu perubahan sikap dari miliuner properti tersebut yang dimana dirinya langsung menarik Amerika Serikat keluar dari TPP 1 minggu setelah dirinya dilantik pada Januari 2017.
Nasib TPP awalnya dipertanyakan karena volume perdagangan antara negara yang tersisa tidak mencapai seperempat nilai yang dapat di capai ketika Amerika Serikat bergabung didalamnya. Indonesia juga sempat tertarik untuk bergabung di TPP akan tetapi dengan Amerika Serikat keluar, Pemerintah Jokowi menarik diri karena kehilangan potensi pasar yang berada dalam TPP.
"Akan kembali bergabung dengan TPP jika kesepakatan yang berada didalam lebih baik daripada yang ditawarkan kepada Presiden Obama," kata Trump melalui akun Twitter pribadi miliknya.
Melanjut twit nya tersebut, Trump menuliskan bahwa dirinya saat ini telah memiliki kesepakatan bilateral dengan enam dari sebelas negara yang berada dalam TPP akan tetapi pemerintah Amerika tengah berupaya untuk membuat kesepakatan penting dengan negara penting dalam TPP sekaligus sekutu mereka di Asia Timur, Jepang.
Trump Membuka Peluang Kembali Bergabung Ke TPP |
Senator dari Partai Republik, Ben Sasse mengonfirmasi bahwa Trump telah mempertimbangkan langkah ini sejak beberapa bulan terakhir. "Presiden menyampaikan bahwa dirinya meminta Larry Kudlow yang merupakan Ketua Dewan Ekonomi Nasional dan Robert Lightizer yang merupakan Perwakilan Dagang Amerika Serikat untuk mengkaji kembali kemungkinan bergabung dengan kerjasama TPP," kata Sasse.
Menurut Sasse, Trump beranggapan jika Amerika akan lebih mudah masuk kedalam TPP jika 11 negara yang saat ini menjadi anggotanya bersinergi.
"Kami mungkin lebih mudah untuk bergabung dengan TPP bila 11 negara lainnya telah bergabung dan kami menjadi pihak ke-12 dalam negosiasi ini. Hal ini dapat memangkas proses yang lama untuk masuk dalam TPP," kata Sasse.
Pernyataan Sasse tersebut dikonfirmasi oleh Juru Bicara Gedung Putih, Lindsay Waters yang menyatakan bahwa Trump memutuskan keluar dari TPP karena perjanjian yang di capai ketika pemerintahan Presiden Obama tersebut terlihat tidak adil untuk pekerja beserta petani Amerika Serikat.
"Presiden terus mengatakan bahwa dirinya sangat terbuka terhadap kesepakatan yang lebih baik dan saling menguntungkan termasuk ketika dirinya berpidato di Davos yang meminta Lighthizer dan Kudlow untuk mengkaji kembali kesepakatan yang lebih baik yang dapat dicapai dalam TPP," katanya.
Kicauan Trump ini menjadi salah satu perubahan sikap dari miliuner properti tersebut yang dimana dirinya langsung menarik Amerika Serikat keluar dari TPP 1 minggu setelah dirinya dilantik pada Januari 2017.
Nasib TPP awalnya dipertanyakan karena volume perdagangan antara negara yang tersisa tidak mencapai seperempat nilai yang dapat di capai ketika Amerika Serikat bergabung didalamnya. Indonesia juga sempat tertarik untuk bergabung di TPP akan tetapi dengan Amerika Serikat keluar, Pemerintah Jokowi menarik diri karena kehilangan potensi pasar yang berada dalam TPP.